SELAMAT DATANG

Selamat Datang di Rumah Pintar Kimia Tempat Belajar Dan Berbagi Tentang Perkembangan Dunia Pendidikan Khususnya Bidang ilmu kimia
Mari Kita Memajukan Dunia Pendidikan di Indonesia
Semoga Bermanfaat....
salam sukses!!!!!!

Kamis, 02 Juni 2011

Penulisan Karya Ilmiah

Sistematika Penulisan Karya Tulis Ilmiah

Karya ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Di perguruan tinggi, sejak jenjang S1, mahasiswa telah dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian. berikut sistematika baku dalam penulisan sebuah karya ilmiah.

SISTEMATIKA PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH

1. LAPORAN HASIL PENELITIAN :
A. Bagian Pembuka :
  • Halaman judul.
  • Lembar pengesahan.
  • Kata pengantar.
  • Daftar isi.
  • Daftar Lampiran.
B. Bagian Isi :
Bab    I    Pendahuluan
-         Latar belakang masalah.
-         Rumusan masalah.
-         Tujuan penelitian.
-         Manfaat penelitian.
Bab  II    Kajian teori atau tinjauan kepustakaan
-         Pemahasan teori
-         Kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan
-         Pengajuan hipotesis
Bab III    Metodologi penelitian
-         Waktu dan tempat penelitian.
-         Metode dan rancangan penelitian
-         Populasi dan sampel.
-         Instrumen penelitian.
-         Pengumpulan data dan analisis data.
Bab  IV    Hasil Penelitian
-         Jabaran varibel penelitian.
-         Hasil penelitian.
-         Pengajuan hipotesis.
-         Diskusi penelitian, mengungkapkan pandangan teoritis tentang hasil yang didapatnya.
Bab   V    Kesimpulan dan saran
C. Bagian penunjang
-         Daftar pustaka.
-         Lampiran- lampiran antara lain instrument penelitian.
2. LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS :
A. Bagian Pembuka :
-         Halaman judul.
-         Lembar pengesahan.
-         Kata pengantar.
-         Daftar isi.
-         Daftar Lampiran.
B. Bagian Isi :
Bab    I    Pendahuluan
-         Latar belakang masalah.
-         Identifikasi masalah.
-         Pembatasan dan rumusan masalah.
-         Tujuan penelitian.
-         Manfaat hasil penelitian.
Bab  II    Kajian pustaka
-         Kajian teori.
-         Kajian hasil penelitian.
Bab III    Metodologi / Metode penelitian
-         Objek tindakan.
-         Setting/Lokasi/Subjek penelitia.
-         Metode pengumpulan data.
-         Metode analisis data.
-         Cara pengambilan kesimpulan.
Bab  IV    Hasil Penelitian
-         Gambaran selintas tentang setting.
-         Uraian penelitian secara umum – keseluruhan.
-         Penjelasan per siklus.
-         Proses menganalisa data.
-         Pembahasan dan pengambilan kesimpulan.
Bab   V    Kesimpulan dan saran
-         Kesimpulan.
-         Saran untuk tindakan lebih lanjut.
C. Bagian penunjang/penutup
-         Daftar pustaka.
-         Lampiran- lampiran.
3. TINJAUAN/ULASAN ILMIAH HASIL GAGASAN SENDIRI :
A. Bagian Pendahuluan :
-         Halaman judul.
-         Lembar pengesahan.
-         Kata pengantar.
-         Daftar isi.
-         Abstrak.
B. Bagian Isi :
Bab I : Pendahuluan uraian mengenai hal yang dipermasalahkan.
Bab II: Kajian teori dan fakta mengenai hal yang dipermasalahkan.
BabIII: Tinjauan/ulasan.
Bab IV: Kesimpulan.
C. Bagian penunjang :
-         Daftar pustaka.
-         Lampiran- lampiran.
  1. 4. BUKU
    1. A. Bagian Pendahuluan
-         Kata pengantar
-         Daftar isi
-         Penjelasan tujuan buku pelajaran
-         Petunjuk penggunaan buku
-         Petunjuk pengerjaan soal latihan
  1. B. Bagian isi
-         Judul bab atau topic isi bahasan
-         Uraian singkat isi pokok bahasan
-         Penjelasan tujuan bab
-         Uraian isi pelajaran
-         Penjelasan teori
-         Sajian contoh
-         Ringkasan isi bab
-         Soal latihan
-         Kunci jawaban soal latihan
  1. C. Bagian penunjang
-         Daftar pustaka
-         Lampiran-lampiran
5. MODUL :
  1. Judul
  2. Pengantar
  3. Petunjuk penggunaan modul
  4. Yujuan umum pembelajaran
  5. Kemampuan prasyarat
  6. Pretest
  7. Tujuan khusus pembelajaran
  8. Isi bahasan
  9. Kegiatan belajar
  10. Rangkuman
  11. Tes
  12. Sumber media yang digunakan
  13. Tes akhir dan umpan balik
  14. Rancangan pengajaran
  15. Daftar pustaka
6. DIKTAT PELAJARAN:
A. Bagian Pendahuluan :
-         Halaman judul.
-         Kata pengantar.
-         Daftar isi.
-         Penjelasan tujuan diktat pelajaran.
B. Bagian Isi :
-         Judul bab atau topik isi bahasan.
-         Penjelasan tujuan bab.
-         Uraian isi pelajaran.
-         Penjelasan teori.
-         Sajian contoh.
-         Soal latihan.
C. Bagian penunjang :
-         Daftar pustaka.
-         Lampiran- lampiran.
7. ALAT PERAGA
A.Bagian Pembuka
– Halaman judul
– Lembar pengesahan
– Kata pengantar
– Daftar isi
B. Bagian isi
– Latar belakang pembuatan alat peraga
– Manfaat alat peraga
– Bahan yang digunakan
– Keadaan siswa sebelum dans esudah menggunakan alat peraga
– Prestasi siswa sebelum dan sesudah menggunakan alat peraga
– Foto / gambar alat peraga
Read More..

APLIKASI TEORI BEHAVIORISTIK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

A. Pendahuluan
Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu apabila ia mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.
Menurut teori ini yang terpenting adalah masuk atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respon. Sedangkan apa yang terjadi di antara stimulus dan respon dianggap tidak penting diperhatikan karena tidak bisa diamati. Faktor lain yang juga dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement) penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respon. Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu juga bila penguatan dikurangi (negative reinforcement) respon pun akan tetap dikuatkan.
B. Pembahasan
1. Teori-Teori Belajar
Teori Koneksionisme Thorndike
Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon yaitu ineraksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang juga dapat berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan. Dari defenisi ini maka menurut Thorndike perubahan tingkah laku akibat dari kegiatan belajar itu dapat berwujud kongkrit yaitu yang dapat diamati, atau tidak kongkrit yaitu yang tidak dapat diamati.
Teori Conditioning Watson
Menurut Watson, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati (observabel) dan dapat diukur. Dengan kata lain, walaupun ia mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang selama proses belajar, namun ia hal-hal tersebut sebagai faktor yang tak perlu diperhitungkan.
Teori Conditioning Edwin Guthrie
Dijelaskan bahwa hubungan antara stimulus dan respon cenderung hanya bersifat sementara, oleh sebab itu dalam kegiatan belajar perserta didik perlu sesering mungkin diberikan stimulus agar hubungan antara stimulus dan respon bersifat tetap. Ia juga mengemukakan, agar respon yang muncul sifatnya lebih kuat dan bahkan menetap, maka diperlukan berbagai macam stimulus yang berhubungan dengan respon tersebut.
Teori Operant Conditioning Skinner
Menurut Skinner, hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dalam lingkungannya, yang kemudian akan menimbulkan perubahan tingkah laku. Teori Skinnerlah yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan teori belajar behavioristik. Program-program pembelajaran seperti Teaching Machine, pembelajaran berprogram, modul dan program-program pembelajaran lain yang berpijak pada konsep hubungan stimulus-respon serta mementingkan faktor-faktor penguat (reinforcement), merupakan program-program pembelajaran yang menerapkan teori belajar yang dikemukakan oleh Skinner.
Teori Systematic Behavior Clark Hull
Dalam teori Hull mengatakan bahwa kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan biologis adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus dalam belajarpun hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respon yang akan muncul mungkin dapat bermacam-macam bentuknya.
2. Kelemahan dan kelebihan teori belajar
Teori behavioristik sering kali tidak mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks, sebab banyak variabel atau hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan atau belajar yang tidak dapat diubah menjadi sekedar hubungan stimulus dan respon. Teori ini tidak mampu menjelaskan alasan-alasan yang mengacaukan hubungan antara stimulus dan respon ini dan tidak dapat menjawab hal-hal yang menyebabkan terjadinya penyimpangan antara stimulus yang diberikan dengan responnya.
Namun kelebihan dari teori ini cenderung mengarahkan siswa untuk berfikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif. Pandangan teori ini bahwa belajar merupakan proses pembentukan atau shapping yaitu membawa siswa menuju atau mencapai target tertentu, sehingga menjadikan peserta didik untuk tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.
3. Aplikasi Dasar
Aplikasi teori ini dalam pembelajaran, bahwa kegiatan belajar ditekankan sebagai aktivitas “mimetic” yang menuntut siswa untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari. Penyajian materi pelajaran mengikuti urutan dari bagian-bagian ke keseluruhan. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil, dan evaluasi menuntut satu jawaban benar. Jawaban yang benar menunjukkan bahwa siswa telah menyelesaikan tugas belajarnya.
C. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar menurut teori Behavioristik merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Sedangkan apa yang terjadi di antara stimulus dan respon dianggap tidak penting diperhatikan karena tidak bisa diamati. Faktor lain yang juga dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement) penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respon.
D. Daftar Pustaka
Suryabrata, Sumadi. 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali.
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Read More..

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMURNIAN GARAM DAPUR SECARA KRISTALISASI


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Judul Percobaan              :     Pemurnian Garam Dapur Secara Kristalisasi

Tujuan Percobaan           :   Mempelajari pemurnian garam dapur secara kritalisasi melalui penguapan dan pengendapan

Tinjauan Teoritis :

Garam Dapur ( NaCl)
    Natrium Klorida atau garam dapur sudah menjadi bagian penting didalam makanan manusia. Garam merupakan bahan baku dasar untuk berbafai macam ragam bahan kimia seperti Natrium Posfat, Natrium Sulfat, dan juga merupakan bahan lain adalah turunan atau derivatifnya. Boleh dikatakan bahwa seluruh klor yang dihasilkan didunia dibuat melalui elektrolisis Natrium klorida . garam digunakan untuk regenerasi natrium yang digunakan sebagai pelunak air dan banyak pula dipakai dalam pembuatan berbagai bahan kimia organik.
Garam hasil tambang berbeda – beda dalam komposisinya, bergantung kepada lokasinya, namun biasanya mengandung lebih dari 95%. Beberapa garam batu dapat mencapai kemurnian 99,5%. Larutan yang didapat dari sumur biasanya mencapai kemurnian 38% dan lebih banyak bergantung pada kemurnianair yang diinjeksikanke dalam sumur untuk melarutkan garam dari lapisan bawah. Garam yang diperolehdari penguapan dan penambangan biasanya cukup murni untuk digunakan berbagai penerapan., tetapi sebagian besar dimurnikan untuk menyingkirkan bahan – bahan seperti magnesium atau kalsium yang ada dikandungnya.
Garam dapur mengandung komponen utama natrium klorida dengan berbagai pengotor yang umum yaitu ion – ion, Ca2+, Mg2+, Al3+, Fe3+, SO42--, I--, dan Br--, yang kesemuanya mudah larut dalam air. Untuk memperoleh NaCl dengan kemurnian tinggi dari garam dapur maka dapat ditempuh metode rekristalisasi dengan pelarut air. Namun, untuk melenyapkan/mengurangi kehadiran ion – ion pengotor perlu ditambahkan ion – ion tertentu yang mampu mengikat ion – ion pengotor menjadi senyawa – senyawa yang kelarutannya dalam air menjadi sangat rendah, sehingga dapat dipisahkan melalui penyaringan sebelumnya.
Garam adalah suatu senyawa kimia sederhana yang terdiri dari atom-atom yang membawa ion positif maupun ion negatif . Misalnya garam meja (natrium klorida) terdiri dari ion positif natrium dan ino negatif dari klorida. Natrium klorida membentuk kristal pada keadaan kering, tetapi seperti garam lainnya dalam tubuh, mudah dilarutkan dalam air. Jika garam larut dalam air, komponennya terpisah sebagai partikel yang disebut ion.
Partikel ion terlarut ini dikenal sebagai larutan elektrolit. Kadar (konsentrasi) setiap elektrolit dalam larutan dari garam terlarut dapat diukur dan biasanya dihitung dalam satuan miliekuivalen dalam setiap volume larutan (meq/l). ( www.medicastore.com )
Struktur kristal natrium klorida. Setiap atom mempunyai enam jiran terdekat, dengan geometri oktahedron. Natrium klorid membentuk kristal dengan kiub simetri. Di dalamnya, ion klorin, ditunjukkan di sebelah kiri sebagai sfera hijau, disusun dalam bentuk padatan rapat kuib, sementara ion-ion yang lebih kecil adalah natrium, ditunjukkan di sebelah kiri sebagai (sfera biru, memenuhi jurang oktahedron di antara mereka). Setiap ion dikelilingi oleh enam ion yang berlainan jenis. Struktur asas ini boleh dijumpai dalam banyak mineral lain, ianya dikenali sebagai struktur halit. Susunan ini dikenali sebagai padatan rapat kuib (ccp).Ianya dipegang bersama oleh satu ikatan ion dan daya elektrostatik. ( http://ms.wikipedia.org/wiki/Nat/ Klorida )
Dalam ilmu kimia, garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan). Garam terbentuk dari hasil reaksi asam basa. Natrium klorida , bahan utama garam dapur adalah suatu garam. Larutan garam dalam air merupakan larutan elektrolit, yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Cairan dalam tubuh makhluk hidup mengandung larutan garam, misalnya sitoplasma dalam darah. Reaksi kimia untuk menghasilkan garam antara lain :
1.Reaksi antara asam dan basa, misalnya HCl   +   NH3               NH4Cl
2.Reaksi antara logam dan asam kuat encer, misalnya
  Mg   +   2 HCl   ---->      MgCl2   +   H2 ( http://id.wikipedia.org )

Pemurnian Garam
Senyawa NaCl  banyak terdapat pada air laut 2,8%. Dilautan diperkirakan terdapat 100.000 ino Natrium Klorida. Air laut merupakan bahan baku pembuatan garam dapur. Didalam garam dapur selain terdapat NaCl sebagai komponen utama juga terdapat pengotor lain seperti ion Ca, Mg, Al, Fe, sulfat, ion I—dan Br -. Ada dua cara untuk mendapatkan NaCl murni dari garam dapur kasar yaitu metode kristalisasi melalui penguapan dan pengendapan.
Metode pengendapan didasarkan pada perbedaan daya larut antara zat yang akan dimurnikan dengan kotoran dalam pelarut tertentu.Dalam pemurnian dengan cara penguapannya umumnya dilakukan dengan rekristalisasi. Pemurnian ini didasarkan pada kelarutan ion- ion dalam suatu garam dalam pelarut tertentu ataupun campuran pelarut dalam bentuknya yang sederhana. Proses rekristalisasi terdiri dari:
•    Melarutkan zat tak murni dalam terlarut tertentu pada atau dekat tiik leleh.
•    Menyaring larutan panas dari partikel bahan tak larut
•    Mendinginkan larutan panas sehingga zat terlarut menjadi kristal
•    Memisahkan kristal – kristal dari larutan.
Memperoleh suatu senyawa kimia dengan kemurnian yang sangat tinggi merupakan hal yang sangat esensi bagi kepentingan kimiawi. Metode pemurnian suatu padatan yang umumyaitu rekristalisasi (pembentukan kristal berulang ). Metode ini pada dasarnya mempertimbangkan perbedaan daya larut padatan yang akan dimurnikan dengan pengotornya dalam pelarut tertentu maupun jika mungkin dalam pelarut tambahan yang lain yang hanya melarutkan zat – zat pengotor saja. Pemurnian demikian banyak dilakukan pada industri – industri (kimia) maupun laboratorium untuk meningkatkan kualitas zat yang bersangkutan.

Persyaratan suatu pelarut yang baik untuk dipakai dalam proses rekristalisasi, antara lain yaitu:
1.Memberikan perbedaan kelarutan yang cukup signifikan antara zat yang akan dimurnikan dengan pengotornya.
2.Kelarutan suatu zat dalam pelarut merupakan suatu fungsi temperatur, umumnya menurun dengan menurunnya temperatur
3.Mudah dipisahkan dari kristalnya
4.Tidak meninggalkan zat pengotor di dalam kristal zat yang dimurnikan
5.Bersifat inert terhadap zat yang dimurnikan.

Dalam reaksi NaOH dengan HCl hanya ada satu garam yang mungkin dapat dibentuk, tetapi bila suatu basa bereaksi dengan asam poliprotik. Mungkin terbentuknya dua garam atau lebih yang bergantung pada jauhnya asam itudapat dinetralkan. Reaksi NaOH dengan HCl akan menghasilkan garam NaCl berdasarkan  dengan reaksi:
NaOH (aq)   +   HCl (aq )   ----->    NaCl (aq)   + H2O (l)

Umumnya garam – garam yang terbentuk dikatakan tidak larut jika terbentuk endapan. Konsentrasi ion – ionnya sangat rendah tetapi jika produk reaksi itu mempunyai kelarutan sedang konsentrasiion – ionnya haruslah besar agar tercapaikelewat kejenuhan bagi garam yang terbentuk. Jika suatu reaksi diamati dan kelarutan pereaksi itu cukup pekat, umumnya garam – garam yang larut adalah semua garam – garam alkali, semua garam amonium, semua garam – garam halogen kecuali pada senyawanya dengan kation Ag+, Pb2+, dan Hg2+. Garam – garam yang tidak larut pada umumnya dengan beberapa kekecualian adalah semua hidroksida kecuali pada senyawanya dengan alkali dan alkali tanah khususnya kation Ca2+, Sr2+ dan Ba2+.

Alat dan Bahan yang diperlukan:

Alat yang digunakan adalah:                   Bahan yang digunakan adalah :
No    Nama Alat                   Jumlah                No    Nama Bahan        Jumlah
1    Beaker Gelas 500 ml    1 buah                   1    Garam dapur        16 gr
2    Erlenmeyer 100 ml       2 buah                   2    Garam murni        10,53 gr
3    Pengaduk                      1 buah                   3    Kristal CaO        0,2 gr
4    Pemanas                       1 buah                   4    Larutan Ba(OH)2        15 tetes
5     Corong kaca                1 buah                   5    Larutan (NH4)CO3    5 tetes
6    Pipa bengkok               1 buah                   6    Larutan HCl encer    4 tetes
7    Lakmus    `                   1 buah
8    Larutan H2SO4        5 ml
9    Kertas saring        1 lembar
10    Aquades            50 ml


Prosedur Kerja :
No    Prosedur Kerja    Pengamatan

1    16 gram garam dapur  + 50 ml air
                  Larutan putih keruh

Kemudian dipanaskan sampei sampel garam dapur melarut.

Kemudian larutan didinginkan dan disaring.

Kemudian larutan dibagi 2 ke dalam 2 erlenmeyer dengan jumlah yang sama
 ( Tabung A dan tabung B)

2    Kristalisasi dari larutan A secara Penguapan.    

Berat beaker gelas : 179,47 gram

Larutan garam + 0,2 gr CaO
          Larutan putih keruh

Kemudian ditambahkan larutan Ba(OH)2 Sampai hilang endapan

Kemudian ditambahkan larutan (NH4)2CO3 Larutan putih

Kemudian disaring, dihasilkan filtrat bening dan residu putih.

Kemudian ditambahkan beberapa tetes HCl encer untuk menetralkan.

Setelah diuapkan sampai kering, garam murni ditimbang.
Berat garam dan beaker gelas: 193, 79 gram

Maka berat garam murni:

193,79 gr – 179, 47 gr  =  14, 32 gram Read More..

Total Pengunjung